Bulan Ramadhan udah berjalan 5 hari.. ngak kerasa, tapi Ramadhan tahun ini dimulai dengan pemadaman listrik di Sumatera Utara, hari Rabu menjelang Magrib saat dimana setiap muslim bergembira menyambut datangnya bulan suci, di daerah kami pada saat itu listrik mati. Rasa kesal, sedih bercampur menjadi satu.. aku pikir sich hanya sebentar karena pemadaman yang sudah terjadi di Sumut sudah berlangsung hampir 3 bulan, itupun niatnya pemadaman agar di bulan Ramadhan listrik nyala truss selama 1 bulan.
Tiba saat sholat tarawih.. masyarakat mulai resah, ada yang mau tereak-tereak di jalan melepaskan kekesalan karena malam pertama puasa gelap gulita. bahkan ada yang langsung mengadakan demonstrasi di depan kantor PLN dan Kantor Gubernur Sumatera Utara.
Jam 12 malam listrik nyala. Tepat jam 3.30 ketika aku dan keluarga bangun untuk sahur.. listrik mati lagi.. pikir aja gimana gemesnya. Jadinya sahur dengan penerangan seadanya.
Kabar tentang pemadaman listrik baru aku ketahui pagi hari ketika membaca koran. Listrik padam karena Gempa dahsyat di Bengkulu menyebabkan listrik di Medan dan sekitarnya terkena imbas alias rusak. Berita ini ada yang mempercayai ada juga yang menganggap ini hanya alasan saja. Perasaanku sedih melihat saudara-saudara di Bengkulu yang melaksanakan ibadah puasa dengan prihatin.
di hari ke 4 Ramadhan, pemadaman listrik sudah berhenti. Syukur... aku jalan-jalan menunggu berbuka. Seperti biasa di sepanjang jalan spanduk bertema Ramadhan banyak bergantungan. Tapi ada satu yang sangat menyentuh hati, di spanduk yang sederhana bertuliskan "Setiap saat bersama Allah" Subhanallah Indah sekali.